Bukankan orang jujur itu disayang Allah, mungkin itulah
sebabnya mengapa orang jujur lebih sehat dibanding orang yang suka berbohong.
Pepatah Arab mengatakan:
رَأْسُ الذُّنُوْبِ كَذِبٌ
Kepalanya dosa itu berbohong
Saya rasa bisa Anda pahami sendiri maksudnya :D
Berikut berita tentang yang katanya orang jujur itu lebih
sehat dari orang yang suka bohong, seperti yang saya lansir detik.health. Semoga
bermanfaat, semoga dapat diambil hikmahnya
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang sering berbohong
lebih sering mengalami sakit kepala, stres dan merasa cemas. Ya, ini termasuk alasan
yang masuk akal, saya yakin Anda bisa merasakannya ketika Anda lagi berbohong
atau bahkan disaat Anda hendak berbohong, bukan begitu?
Seorang peneliti dari University of Notre Dame melakukan
percobaan terhadap 110 orang. Separuh dari seluruh peserta diminta berhenti
atau mengurangi berkata bohong selama 10 minggu, sedangkan separuh lainnya
tidak diberi instruksi khusus agar tidak berbohong.
Penelititan ini dilakukan secara fair. Usia para peserta antara 18 - 71 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan dari berbagai etnis dan tingkat pendapatan. Semua peserta datang ke
laboratorium setiap minggu untuk mengisi kuesioner kesehatan dan menjalani tes
polygraph untuk mengetahui seberapa banyak kebohongan yang dilakukan selama
seminggu.
Hasilnya, ketika peserta dalam kelompok tanpa bohong tidak
mengatakan kebohongan lebih dari 3 kali dalam seminggu, gejala sakit kepala,
sakit tenggorokan, ketegangan, kecemasan dan masalah lainnya berkurang dibandingkan
pada kelompok yang tidak diminta berhenti berbohong.
"Hubungannya cukup jelas. Tidak berbohong berkaitan
dengan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi individu. Saya pikir itu cara
yang menarik untuk melihatnya," kata peneliti, Anita Kelly seperti
dilansir HealthDay, Minggu (5/8/2012).
Pada kelompok yang diminta mengurangi bohong, gangguan
kesehatan mental dan fisiknya berkurang 3 - 4 kali lebih sedikit dalam waktu
seminggu dibandingkan kelompok yang tidak diminta tidak berbohong. Kelompok tanpa
bohong juga mengaku hubungan dekat pribadinya semakin membaik dan interaksi
sosialnya juga semakin lancar.
Di akhir penelitian, beberapa orang peserta bahkan dapat
menciptakan cara-cara cerdas untuk menghindari berkata bohong. Salah satunya
adalah mengatakan prestasi sebenarnya yang dicapai dalam keseharian, tanpa
harus membesar-besarkan pencapaiannya.
Beberapa peserta lain menanggapi pertanyaan yang
menyulitkan dengan pertanyaan lain untuk mengalihkan perhatian si penanya.
Beberapa peserta juga berhenti membuat-buat alasan palsu atas keterlambatan
atau kegagalannya dalam menyelesaikan tugas.
"Saya pikir berbohong dapat menimbulkan banyak stres,
menyebabkan kecemasan dan bahkan depresi. Mengurangi kebohongan tidak hanya
baik untuk hubungan, tapi juga baik untuk diri sendiri. Kebanyakan orang tahu
dampak buruk dari berbohong terhadap hubungan, tapi tidak mengenali sejauh mana
kebohongannya itu dapat menyebabkan stres," kata Dr Bryan Bruno, psikiater
di Lenox Hill Hospital di New York City.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang Amerika
rata-rata berbohong sebanyak 11 kali per minggu. Mulai dari kebohongan kecil
yang dilakukan untuk menyelamatkan gengsi hingga melakukan kebohongan besar
berkaitan dengan integritas, loyalitas, atau hal-hal serius lainnya.
Kelly berpendapat bahwa penelitiannya ini berbeda dari
sebagian besar literatur ilmiah karena tidak berfokus pada cara mendeteksi
kebohongan, melainkan lebih menekankan pada konsekuensi kesehatan yang bisa
diakibatkan dari berbohong.
Wallahu a’lam, semoga bermanfaat!
No comments :
Post a Comment