“Dan Kami jadikan antara
mereka (penduduk Saba') dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat
kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara
negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu
pada malam dan siang hari dengan aman.” (Qs. Saba’ [34]: 18)
Hanya dengan berbekal peralatan
seadanya, Ibnu Battutah merupakan orang pertama yang melakukan petualangan
mengelilingi dunia.
Abu Abdullah Muhammad Ibnu Battutah
(1304-1377 M) yang lahir di Tangier memulai perjalanan panjangnya pada usia 20
tahun. Awalnya, Ia melakukan perjalanan darat dan menyusuri pantai utara Afrika
melewati Aljazair Tunisia, Tripoli, Alexandria, Kairo, Jerusalem, singgah di
Damaskus, dan kemudian menuanaikan ibadah haji di Mekkah.
Perjalanannya kemudian dilanjutkan
menuju wilayah – saat ini – Iran dan Irak, dan diteruskan ke Pantai Timur
Afrika hingga ke Kota Kilwa, sekarang Tanzania, melalui jalur laut ke Teluk
Persia.
Pengambaaran beliau ke wilayah Asia
Tengah diteruskan melalui Anatolia ke Turki. Singgah di Konstantinopel –
sekarang Istambul- sebelum kemudian berlayar menyeberangi Laut Hitam dan
dilanjutkan ke dekat wilayah Afghanistan sekarang. Dari wilayah Sungai Volga,
Ia melintasi Afghanistan melalui Kabul hingga ke Delhi, India. Pada tahun 1342,
Sultan Delhi mengutus Battutah melakukan perjalanan ke Cina sebagai Duta Besar.
Ia berlayar melalui Kepulauan Maladewa, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Kepulauan
Andaman, Aceh, Selat Malaka, Singapura, mengarungi Laut Cina Selatan dan
meneruskan perjalanan darat hingga ke Beijing di bagian utara Cina.
Sekembali dari pengembaraannya,
beliau diminta oleh Sultan Maroko untuk menceritakan kisah perjalanannya, yang
kemudian dibukukan dengan judul "Rihlah Ibnu Battutah al-Musammah Tuhfah
al-Nuzzar fi Ghara’ib al-Amsar wa ‘Ajaib al-Asfar". Kisah ini amat kaya
dengan penggambaran dunia di bidang geografi, sejarah, antropologi dan juga
kebudayaan pada saat itu.
Wallahu a’lam bish-shawab
Sumber: Detik.Ramadan
No comments :
Post a Comment