Kepadatan jaringan payudara selalu
dikaitkan dengan risiko kanker. Makin padat payudara, makin rentan untuk
diserang kanker. Namun apakah risiko kematian akibat kanker juga menjadi lebih
besar? Untungnya tidak, menurut penelitian.
"Jaringan payudara yang semakin padat tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kematian baik karena kanker maupun sebab lain," kata Gretchen Gierach, peneliti dari US National Cancer Institute seperti dikutip dari Healthday, Selasa (21/8/2012).
Hal itu dibuktikan Gierach dalam pengamatan terhadap 9.000 perempuan yang didiagnosis kanker payudara antara tahun 1996 hingga 2005. Saat diamati hingga 6 tahun berikutnya, 1.800 partisipan meninggal dunia dengan 50 persen penyebabnya adalah kanker itu sendiri.
Meski begitu ketika membandingkannya dengan tingkat kepadatan jaringan payudara masing-masing partisipan, Gierach tidak menemukan hubungan yang signifikan. Baik yang payudaranya padat maupun lebih lunak, peluang untuk bertahan hidup maupun risiko menghadapi kematian relatif sama besar.
Bahkan di kalangan partisipan dengan kepadatan jaringan payudara yang tergolong rendah, tampak ada peningkatan risiko kematian karena faktor lain. Faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat kanker pada pemilik payudara yang tidak padat adalah kegemukan dan ukuran tumor yang besar.
Dari berbagai penelitian terdahulu, hubungan antara kegemukan dan obesitas dengan risiko kematian akibat kanker payudara memang sudah tidak diragukan. Bahkan tidak cuma meningkatkan risiko kematian, obesitas juga meningkatkan risiko kekambuhan kanker payudara.
Meski begitu, Gierach tidak memungkiri bahwa payduara yang padat lebih rentan diserang kanker. Hanya saja ketika sudah sama-sama kena kanker, maka yang mempengaruhi risiko kematian bukan lagi kepadatan melainkan kegemukan dan juga ukuran tumor itu sendiri. detikHealth
"Jaringan payudara yang semakin padat tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kematian baik karena kanker maupun sebab lain," kata Gretchen Gierach, peneliti dari US National Cancer Institute seperti dikutip dari Healthday, Selasa (21/8/2012).
Hal itu dibuktikan Gierach dalam pengamatan terhadap 9.000 perempuan yang didiagnosis kanker payudara antara tahun 1996 hingga 2005. Saat diamati hingga 6 tahun berikutnya, 1.800 partisipan meninggal dunia dengan 50 persen penyebabnya adalah kanker itu sendiri.
Meski begitu ketika membandingkannya dengan tingkat kepadatan jaringan payudara masing-masing partisipan, Gierach tidak menemukan hubungan yang signifikan. Baik yang payudaranya padat maupun lebih lunak, peluang untuk bertahan hidup maupun risiko menghadapi kematian relatif sama besar.
Bahkan di kalangan partisipan dengan kepadatan jaringan payudara yang tergolong rendah, tampak ada peningkatan risiko kematian karena faktor lain. Faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat kanker pada pemilik payudara yang tidak padat adalah kegemukan dan ukuran tumor yang besar.
Dari berbagai penelitian terdahulu, hubungan antara kegemukan dan obesitas dengan risiko kematian akibat kanker payudara memang sudah tidak diragukan. Bahkan tidak cuma meningkatkan risiko kematian, obesitas juga meningkatkan risiko kekambuhan kanker payudara.
Meski begitu, Gierach tidak memungkiri bahwa payduara yang padat lebih rentan diserang kanker. Hanya saja ketika sudah sama-sama kena kanker, maka yang mempengaruhi risiko kematian bukan lagi kepadatan melainkan kegemukan dan juga ukuran tumor itu sendiri. detikHealth
No comments :
Post a Comment