Berita
mengejutkan datang dari universitas elite di AS, Harvard. Sebanyak 125
mahasiswa program S1 dicurigai saling berbagai jawaban atau melakukan
plagiarisme. Dugaan mengenai praktik pencontekan terorganisir juga ditemukan di
separuh lembar ujian di kelas berisi 250 mahasiswa tersebut. Jika terbukti, ini
adalah skandal terbesar yang menimpa universitas Ivy League paling elite di AS
tersebut.
Kecurigaan pertama kali muncul ketika seorang asisten dosen menyadari ada yang aneh dengan lembar ujian tersebut, termasuk paragraf yang persis sama dalam jawaban mahasiswa. Sejumlah sanksi menanti mahasiswa yang terbukti mencontek mulai dari peringatan tingkat pertama hingga diskorsing dari kegiatan perkuliahan selama satu tahun. Demikian diberitakan BBC, Jumat (31/8/2012).
Berikut 10 skandal praktik kecurangan di perguruan tinggi di AS yang menghebohkan sebagaimana dikutip dari collegetimes.us:
Kecurigaan pertama kali muncul ketika seorang asisten dosen menyadari ada yang aneh dengan lembar ujian tersebut, termasuk paragraf yang persis sama dalam jawaban mahasiswa. Sejumlah sanksi menanti mahasiswa yang terbukti mencontek mulai dari peringatan tingkat pertama hingga diskorsing dari kegiatan perkuliahan selama satu tahun. Demikian diberitakan BBC, Jumat (31/8/2012).
Berikut 10 skandal praktik kecurangan di perguruan tinggi di AS yang menghebohkan sebagaimana dikutip dari collegetimes.us:
Mengubah
Nilai
Southern University di Louisiana
diguncang skandal pada Maret 2003 ketika seorang pegawai administrasi ternyata
telah mengubah nilai 541 mahasiswa, praktik yang dilakoninya sejak 1995. Untuk
mengubah nilai, pegawai itu menangguk ratusan dolar dari para mahasiswa,
sehingga terkumpul 2.500 transaksi ilegal.
Praktik curang ini terkuak ketika seorang wanita mengaku sebagai lulusan universitas tersebut, namun pihak universitas tidak memiliki catatan tentang gelar kesarjanaannya. Kemudian terungkaplah bahwa ternyata sejumlah mahasiswa mendapatkan gelar sarjana dan master serta sertifikat palsu.
Praktik curang ini terkuak ketika seorang wanita mengaku sebagai lulusan universitas tersebut, namun pihak universitas tidak memiliki catatan tentang gelar kesarjanaannya. Kemudian terungkaplah bahwa ternyata sejumlah mahasiswa mendapatkan gelar sarjana dan master serta sertifikat palsu.
Saling
Mencontek.
Pihak Fuqua School of Business
menemukan 34 mahasiswa tahun pertama di program Master of Business
berkolaborasi dalam mengerjakan ujian-yang-dibawa-pulang. Dosen pelajaran
tersebut melihat kesamaan jawaban para mahasiswa tersebut. Insiden ini membuat
sebanyak 9 mahasiswa dikeluarkan, 15 diskorsing setahun dan tidak lulus dari
mata kuliah tersebut, 9 mahasiswa tidak lulus mata kuliah, dan mahasiswa sisanya
mendapat nilai gagal. Skandal ini menyibak fakta bahwa kecurangan di sekolah
bisnis sangat umum terjadi.
Skandal
Pemain Bola
Sejumlah mahasiswa pemain sepakbola
di Florida State University terlibat skandal kecurangan pada akhir 2007. Dua
tutor yang mendampingi para pemain itu dituduh memberikan jawaban pada ujian
secara online. Sebanyak 25 pemain mengaku menerima bantuan pada tes kelas
musik. Seorang tutor juga dituding menggarap tes-tes dan membuatkan makalah
(paper) untuk para pemain. Seorang tutor mengakui dia menyediakan jawaban tes
online itu sejak semester musim gugur pada 2006.
Kemudian terkuaklah bahwa 61 atlet di universitas itu, termasuk 25 pemain sepakbola, terlibat dalam skandal tersebut.
Kemudian terkuaklah bahwa 61 atlet di universitas itu, termasuk 25 pemain sepakbola, terlibat dalam skandal tersebut.
Pemain
Basket Dibuatkan Makalah
Sehari sebelum tim basket
Universtity of Minnesota bertanding pada turnamen NCAA, seorang mantan manajer
kantor tim basket mengaku menulis 400 makalah (paper) untuk 20 pemain basket
dalam beberapa tahun. Empat pemain lantas diskorsing dan tim akhirnya kalah
dalam turnamen NCAA.
Tak lama kemudian terkuak bahwa pelatih Clem Haskins membayar 3.000 dolar kepada manajer itu untuk jasa membuat makalah tersebut. Pelatih Haskins lantas mengundurkan diri. Ironisnya, dia awalnya dipekerjakan di tim basket itu untuk membersihkan tim tersebut dari skandal penyerangan seksual.
Tak lama kemudian terkuak bahwa pelatih Clem Haskins membayar 3.000 dolar kepada manajer itu untuk jasa membuat makalah tersebut. Pelatih Haskins lantas mengundurkan diri. Ironisnya, dia awalnya dipekerjakan di tim basket itu untuk membersihkan tim tersebut dari skandal penyerangan seksual.
Kunci
Jawaban Bocor
Kecurangan di University of
Virginia ini melibatkan mahasiswa pascasarjana. Seorang mahasiswa menemukan
kunci jawaban online untuk soal-soal dari buku teks sebuah pelajaran inti.
Mahasiswa ini lantas membagi temuannya dan sebagian besar dari 30-an mahasiswa
menggunakan bocoran itu untuk mengerjakan tugas mereka. Karena insiden ini
terjadi di musim panas dan komite yang berkaitan dengan kecurangan mahasiswa
tidak bertugas, akhirnya pihak universitas memberi kesempatan sejumlah sejumlah
mahasiswa yang terlibat untuk keluar dari universitas tanpa hukuman.
MBA
Putri Gubernur
Tingginya publikasi terhadap kasus
Heather Bresch bisa jadi membuat kasus ini menjadi skandal kecurangan paling
top. Bresch adalah COO di Mylan Inc dan merupakan putri dari Gubernur West
Virginia. Pada 2008 terungkap bahwa sejatinya dia tidak meraih gelar MBA dari
West Virginia University.
Rupanya, Bresch mendapatkan gelar itu dalam tempo 22 jam dan mengklaim bahwa dia mendapatkan lewat kuliah bertahun-tahun. Skandal ini terungkap saat Bresch ditunjuk sebagai COO, koran Pittsburgh Post-Gazette menelepon WVU untuk mengklarifikasi gelar MBA Bresch.
Pihak universitas berusaha menutupi kasus ini. Namun tak urung kasus ini membuat rektor dan dekan sekolah bisnis itu mengundurkan diri.
Rupanya, Bresch mendapatkan gelar itu dalam tempo 22 jam dan mengklaim bahwa dia mendapatkan lewat kuliah bertahun-tahun. Skandal ini terungkap saat Bresch ditunjuk sebagai COO, koran Pittsburgh Post-Gazette menelepon WVU untuk mengklarifikasi gelar MBA Bresch.
Pihak universitas berusaha menutupi kasus ini. Namun tak urung kasus ini membuat rektor dan dekan sekolah bisnis itu mengundurkan diri.
Mengubah
Nilai dengan Seks
Lebih dari 70 mahasiswa Diablo
Valley College terbukti membayar seorang mahasiswa yang bekerja di kampus itu
hingga 600 dolar/orang untuk mengubah nilai-nilai mereka. Petugas menyatakan,
sebanyak 400 nilai telah diubah selama 7 tahun. Setelah berita kecurangan ini
terungkap, kisah ini semakin memalukan setelah ditemukan bahwa sejumlah
mahasiswa ternyata membayar dengan seks agar nilainya berubah lebih baik.
Memalsukan
Transkrip Nilai
Nyaris 30 mahasiswa dari tiga
perguruan tinggi diselidiki ketika seorang petugas administrasi memperhatikan
tren transkrip nilai dari para mahasiswa yang pindah dari Los Angeles
Trade Technical College. Transkrip itu berisi nilai A dan B, namun para mahasiswa
itu ketika kuliah di tempat baru hanya mengantongi nilai D dan F saja.
Setelah diselidiki, terungkap bahwa para mahasiswa itu memalsukan transkrip nilai mereka agar bisa pindah ke perguruan tinggi yang diincarnya. Los Angeles Trade Technical College tidak terlibat dalam kasus ini karena kecurangan ini murni dilakukan oleh mahasiswa tersebut.
Setelah diselidiki, terungkap bahwa para mahasiswa itu memalsukan transkrip nilai mereka agar bisa pindah ke perguruan tinggi yang diincarnya. Los Angeles Trade Technical College tidak terlibat dalam kasus ini karena kecurangan ini murni dilakukan oleh mahasiswa tersebut.
Meretas
Password Ujian
Pada tahun 2007, nyaris setengah
kelas mahasiswa tahun kedua Indiana University School of Dentistry didakwa
melakukan kecurangan dalam sebuah ujian. Rupanya satu atau lebih mahasiswa
meretas password file komputer sehingga bisa mengakses informasi tentang ujian
tersebut. Mereka kemudian membagikan informasi itu kepada mahasiswa lainnya.
Kasus ini terkuak setelah seorang mahasiswa membisiki dosennya. Investigasi dua bulan pun digelar. Para mahasiswa mengajukan banding setelah mendapat sanksi berupa 9 mahasiswa dikeluarkan, 6 diskorsing, 21 orang menerima surat teguran. Akhirnya sanksi yang jatuh adalah 24 mahasiswa diskrorsing dan 18 orang mendapat surat teguran dan tidak ada yang dikeluarkan.
Kasus ini terkuak setelah seorang mahasiswa membisiki dosennya. Investigasi dua bulan pun digelar. Para mahasiswa mengajukan banding setelah mendapat sanksi berupa 9 mahasiswa dikeluarkan, 6 diskorsing, 21 orang menerima surat teguran. Akhirnya sanksi yang jatuh adalah 24 mahasiswa diskrorsing dan 18 orang mendapat surat teguran dan tidak ada yang dikeluarkan.
Sarjana
6 SKS
Virginia Commonwealth University
(VCU) memberikan perlakuan diskriminasi pada dua skandal yang terjadi dalam 2
bulan terakhir. Pertama, ketika New York Times membeberkan kesepakatan antara
Philip-Morris dengan pihak universitas, di mana pihak universitas tidak
diperbolehkan mempublikasikan atau bahkan membahas soal penelitian yang mereka
lakukan terhadap perusahaan-perusahaan raksasa tembakau.
Kemudian, salah seorang informan yang menyebut dirinya 'Harry Potter', mengirimkan surat ke sejumlah jurnalis dan pengurus VCU yang isinya soal kisah mantan kepala kepolisian yang mengklaim mendapat gelar sarjana S1 dari VCU, padahal dia sama sekali tidak menyelesaikan studi pada jurusan yang dimaksud.
Setelah dilakukan investigasi, diketahui bahwa sang mantan kepala kepolisian hanya menjalani 6 SKS di VCU, lebih sedikit dari yang diperlukan untuk mendapat gelar sarjana, yakni 30 SKS. Setelah skandal ini terbongkar, pihak universitas memutuskan untuk tidak membatalkan gelar sarjana yang diberikan-yang tentu saja mengejutkan banyak pihak./detikcom
Kemudian, salah seorang informan yang menyebut dirinya 'Harry Potter', mengirimkan surat ke sejumlah jurnalis dan pengurus VCU yang isinya soal kisah mantan kepala kepolisian yang mengklaim mendapat gelar sarjana S1 dari VCU, padahal dia sama sekali tidak menyelesaikan studi pada jurusan yang dimaksud.
Setelah dilakukan investigasi, diketahui bahwa sang mantan kepala kepolisian hanya menjalani 6 SKS di VCU, lebih sedikit dari yang diperlukan untuk mendapat gelar sarjana, yakni 30 SKS. Setelah skandal ini terbongkar, pihak universitas memutuskan untuk tidak membatalkan gelar sarjana yang diberikan-yang tentu saja mengejutkan banyak pihak./detikcom
No comments :
Post a Comment